Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka
jangan bergerak...!!! SELAMAT DATANG DI BLOG Pribadi FADILFIKA...!!! http://www.fadilfika.blogspot.com KAMI PERSILAHKAN ANDA MENIKMATINYA

Minggu, 31 Oktober 2010

SYEKH SITI JENAR

SYEKH SITI JENAR

NAMANYA MELARISKAN BUKU

                          
Siapakah Syekh Siti Jenar? Meskipun setidaknya Intisari telah menjejaki – yang disebut sebagai – dua kuburan Syekh Siti Jenar, masing-masing di Kemlaten, Cirebon maupun Gedong Ombo, Tuban, agaknya Syekh Siti Jenar tidak bisa dipastikan keberadaan historisnya secara ilmiah dalam kategori positivistik. Keberadaan Syekh Siti Jenar adalah keberadaan sebuah makna, baik dalam bentuk suatu ajaran yang tercatat pada berbagai naskah, maupun makna keberadaan dalam penafsiran politis, sebagai tokoh oposisi terhadap hegemoni kekuasaan rohani para wali. Suatu konstelasi yang sebetulnya juga merupakan tipologi konstelasi politik duniawi, ketika kerajaan-kerajaan Islam di Jawa telah menjadi dominan, tetapi pusat-pusat kekuasaan pra-Islam dengan segenap aliran kepercayaannya, belum sepenuhnya terleburkan – bahkan sampai hari ini.
                                    
Wali yang mencemaskan
Dalam ziarah pustaka ini, gambaran Nancy K. Florida tentang Tiga Guru Jawa (Syekh Siti Jenar, Syekh Malang Sumirang, Ki Ageng Pengging) dalam disertasinya, Menyurat Yang Silam Menggurat Yang Menjelang (1995) akan dikutip sebagai pengantar:
“Di antara ketiga empu tersebut, Syekh Siti Jenarlah yang paling dikenal, dengan ketenarannya sebagai wali pembangkang yang paling utama di Jawa bahkan hingga saat ini. Berbagai versi kisahnya, baik lisan maupun tulisan, melimpah. Dialah tokoh yang mewakili penyebarluasan, dan yang disebarluaskannya adalah pengetahuan esoteris eksklusif yang keluar dari kalangan elite politik-spiritual ke dalam budaya khalayak ramai. Atas penyebarluasan inilah maka para wali merasa terpanggil untuk memusnahkan Syekh Siti Jenar. Mereka melihat ancaman politik yang benar-benar nyata dalam dirinya; lantaran sebagai sosok penyebarluasan dan populisme dia dengan sendirinya menentang pemusatan dan penyatuan kekuasaan.
“Dalam benak khalayak ramai, Siti Jenar dikenang sebagai patron wong cilik. Garis besar kisah hidupnya menggarisbawahi keterkaitan organisnya dengan lapis terendah masyarakat. Dalam versi kisahnya yang paling tersebar luas, Siti Jenar diceritakan sebagai seekor cacing tanah yang secara ajaib berubah menjadi manusia. Pengubahan ini terjadi karena sang cacing secara kebetulan menerima pengetahuan esoteris yang mengantarnya menuju Hakikat Sejati. Sekali menjadi manusia, dia yang semula cacing ini kemudian berani untuk membuka tabir Pengetahuan Makrifat ini kepada khalayak ramai. Barangkali anggapan bahwa penyampaian pengetahuan semacam itu akan dapat mengubah martabat “cacing-cacing” yang lain adalah kecemasan elite spiritual-politik di ibu negeri Demak.
“Selain dosanya ‘menyingkap sang Rahasia’ kepada khalayak ramai, Siti Jenar juga dipersalahkan karena menyepelekan syariat, hukum suci Islam. Dan di dalam banyak penuturan kisahnya, dia dituduh sebagai orang yang mengaku dirinya Allah. Bagaimanapun juga, yang paling mencuat dan diberitakan adalah dosanya menyebarluaskan Ilmu Gaib; dan lantaran dosa inilah sang wali diadili dan dijatuhi hukuman mati. Terdapat berbagai versi tentang ‘pengadilan’ dan eksekusinya. Masing-masing versi perlu untuk dipahami dengan latar belakang ingatan kolektif masyarakat tentang kisahnya dan dalam bandingan dengan versi lainnya. Yang terpenting untuk diperhatikan adalah keragaman kisah atas apa yang terjadi dengan jasad sang wali; berkisar dari ekstrem yang satu bahwa jasadnya berubah menjadi bangkai busuk seekor anjing hingga ke ekstrem yang lain (yakni pada versi Babad Jaka Tingkir) bahwa sang wali akhirnya mikraj ke surga.”
Adapun asal nama Kemlaten, kuburan Syekh Siti Jenar di Cirebon, terasalkan dari kisah dalam Babad Cerbon, bahwa ketika para wali membongkar kuburan Siti Jenar setelah dihukum mati, untuk membuktikan kebenaran ajarannya: bahwa jika ia mati di dunia ini artinya hidup abadi di dunia yang sebenarnya -ternyata memang tak menemukan jasad, melainkan sekuntum bunga melati. Seperti juga telah sering ditemukan dalam riwayat wali yang sembilan, istilah “politik dongeng” menegaskan terdapatnya kepentingan ideologis di balik segenap “sejarah” tersebut. Kesadaran tentang perlu diabaikannya keberadaan dongeng-dongeng tersebut sebagai fakta historis, juga tersurat dalam catatan sejarawan Graaf dan Pigeaud dalam Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram (1974), seperti ketika memberi catatan atas keberadaan Dewan Walisanga:
“Sudah jelas bahwa Musyawarat orang-orang suci menurut cerita legenda ini, yang dihadiri oleh mereka semua, sukar kiranya dapat sungguh-sungguh terjadi. Dugaan ini wajar, karena antara kedua tokoh historis Sunan Ngampel Denta dan Sunan Kudus terdapat jarak waktu beberapa generasi (dari pertengahan abad ke-15 sampai dekade-dekade pertama abad ke-16).”
                                   
Ajaran tentang ada
Lantas, ajaran macam apa sebetulnya, yang dianggap “benar tapi berbahaya”, sehingga penyebarnya begitu patut menerima hukuman mati dalam pandangan Walisanga? Dalam kenyataannya, buku-buku yang memuat dan menyebarkan teks yang disebut sebagai “ajaran” Syekh Siti Jenar ini beredar luas pada masa kini, beberapa di antaranya bahkan berpredikat best seller alias laris manis tanjung kimpul, yang bukan hanya tidak mengundang kecaman apa pun dari para pemeluk teguh syariat, melainkan justru ditulis oleh para ahli agama itu sendiri. Untuk menyebut beberapa, bisa diperiksa dua buku laris Abdul Munir Mulkhan, Syekh Siti Jenar: Pergumulan Islam-Jawa (1999) dan Ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar (2001), Muhammad Sholikhin, Sufisme Syekh Siti Jenar: Kajian Kitab Serat dan Suluk Siti Jenar (2004), Sudirman Tebba, Syaikh Siti Jenar: Pengaruh Tasawuf Al-Hallaj di Jawa (2003), dan yang ditulis dengan sapaan hangat serta indah karya Achmad Chodjim, Syekh Siti Jenar: Makna “Kematian” (2002). Namun untuk mengintip apa yang disebut “ajaran rahasia” tersebut, pustaka yang akan diziarahi masih dari karya ilmiah P.J. Zoetmulder, Manunggaling Kawula Gusti: Pantheisme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa (1935).
Tidak mungkin memindahkan ulasan panjang lebar dalam disertasi Zoetmulder tersebut, tapi kita mulai saja dengan petikan atas kutipan dari Serat Siti Jenar yang diterbitkan oleh Tan Khoen Swie, Kediri, pada 1922:
Kawula dan gusti sudah ada dalam diriku, siang dan malam tidak dapat memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya saat ini nama kawula-gusti itu berlaku, yakni selama saya mati. Nanti, kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan kawula lenyap, yang tinggal hanya hidupku, ketenteraman langgeng dalam Ada sendiri.
Hai Pangeran Bayat, bila kau belum menyadari kebenaran kata-kataku maka dengan tepat dapat dikatakan, bahwa kau masih terbenam dalam masa kematian. Di sini memang banyak hiburan aneka warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak melihat, bahwa itu hanya akibat pancaindera.
Itu hanya impian yang sama sekali tidak mengandung kebenaran dan sebentar lagi akan lenyap. Gilalah orang yang terikat padanya, tidak seperti Syeh Siti Jenar. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan kematian. Satu-satunya yang kuusahakan, ialah kembali kepada kehidupan.
Dalam disertasi filsafat ini Zoetmulder menekankan, bahwa dengan teks semacam ini Syekh Siti Jenar dan murid-muridnya telah ditafsirkan memberi kesan seolah-olah Tuhan itu tidak ada, padahal, “Menurut hemat kami ucapan-ucapan serupa hendaknya ditafsirkan sebagai sebuah polemik serta penolakan terhadap ide mengenai seorang Tuhan yang berpribadi; sebaliknya Siti Jenar mengetengahkan ide mengenai suatu Jiwa Semesta, ia manunggal dengan Hyang Suksma, manunggal dengan hidup yang tunggal, yakni dirinya sendiri.”

                               
Bukan Al-Hallaj, tapi India
Syekh Siti Jenar begitu sering dihubung-hubungkan dengan al-Husain ibnu Mansur al-Hallaj atau singkatnya Al-Hallaj sahaja, sufi Persia abad ke-10, yang sepintas lalu ajarannya mirip dengan Siti Jenar, karena ia memohon dibunuh agar tubuhnya tidak menjadi penghalang penyatuannya kembali dengan Tuhan. Adalah Al-Hallaj yang karena konsep satunya Tuhan dan dunia mengucapkan kalimat, “Akulah Kenyataan Tertinggi,” yang menjadi alasan bagi hukuman matinya pada 922 Masehi di Baghdad. Seperti Syekh Siti Jenar pula, nama Al-Hallaj menjadi monumen keberbedaan dalam penghayatan agama, sehingga bahkan diandaikan bahwa jika secara historis Syekh Siti Jenar tak ada, maka dongengnya adalah personifikasi saja dari ajaran Al-Hallaj, bagi yang mendukung maupun yang menindas ajaran tersebut. Tepatnya persona Syekh Siti Jenar memang dihidupkan untuk dimatikan.
Namun karena penelitiannya tentang segenap pengaruh terhadap sastra suluk Jawa, Zoetmulder berpendapat lain tentang ajaran Syekh Siti Jenar. “Jelaslah betapa besar pengaruh dari ide-ide India. Pengaruh itu tampak juga dari sikap terhadap nilai dan kenyataan dunia, yang dianggap hanya suatu permainan pancaindera, sebuah impian, segalanya hanya bersifat semu dan tak ada sesuatu yang nyata, suatu godaan, sebuah sulapan yang menimbulkan keinginan manusia dan dengan demikian mengurungnya. Singkatnya, di mana-mana kita mengenal kembali pandangan dari India.
“Akhirnya, juga kematian Siti Jenar – menurut logatnya sendiri, masuknya ke dalam kehidupan -seperti dilukiskan dalam versi yang kami bahas di sini, bernafaskan suasana India. Dengan menutup sendiri semua pintu dengan dunia luar ia membiarkan nafas kehidupan keluar dari badannya yang lalu mempersatukan diri dengan Sukma semesta. Dalam segala uraian ini hanya sedikit sekali pengaruh dari dunia Islam, sekalipun kadang-kadang disebut sebuah kutipan dalam bahasa Arab sekadar bahan pendukung. Sebaliknya menonjol sekali, betapa ajaran ini serasi dengan suatu bagian dari Arjunawiwaha yang melukiskan bagaimana Bhatara Indra dalam wujud seorang resi tua menyampaikan ajaran kesempurnaan kepada Arjuna yang sedang bertapa.
“Bila akhirnya tokoh Siti Jenar kita bandingkan dengan apa yang kita ketahui mengenai Al-Hallaj, maka tampak, bahwa keserasian hanya berkaitan dengan beberapa sifat dari kisah itu, tetapi kesamaan dalam hal ajaran jarang kita jumpai.”
Setelah menguraikan konsep ajaran Al-Hallaj yang dirujuknya dari peneliti sufisme terkenal Louis Massignon, hanya satu hal dianggap Zoetmulder agak mirip, yakni tentang permintaan maaf telah mengungkap rahasia ilahi (ifsa-al-asrar) – itu pun menurutnya Siti Jenar tidak minta maaf. Dijelaskannya, “Tidak mengherankan, bahwa dalam ajaran Siti Jenar tak terdapat bekas-bekas ajaran otentik Al-Hallaj.”
Ia pun merumuskan, “Perbedaan pokok antara kedua tokoh itu ialah Al-Hallaj selalu ditampilkan sebagai seorang sufi yang terbenam dalam cinta akan Tuhan, sedangkan dalam diri Siti Jenar sifat tadi hampir tidak tampak. Siti Jenar terutama dikisahkan sebagai seorang yang mandiri, akal bebas yang tidak menghiraukan raja maupun hukum agama; tak ada sesuatu pun yang menghalanginya menarik kesimpulan dari ajarannya. Dengan demikian ia menjadi wali yang paling digemari rakyat dan yang riwayatnya masih hidup di tengah-tengah orang Jawa.”
                                   
Lemah Abang serba pinggiran
Dengan konteks pengaruh India dan bukan Islam da lam ajaran Syekh Siti Jenar, menjadi jelas konteks duniawi yang terpadankan dengannya, seperti teruraikan oleh Graaf dan Pigeaud mengenai kedudukan politis Pengging sebagai kerajaan “kafir” terhadap kekuasaan Demak. Dalam legenda, Kebo Kenanga atau Ki Ageng Pengging adalah murid Syekh Siti Jenar yang membangkang dan tidak bersedia tunduk maupun melawan Sultan Demak – yang membuat kedudukannya sulit diatasi meski Sunan Kudus ia izinkan untuk membunuhnya. “Tindakan Sunan Kudus yang sangat terkenal terhadap ‘si bid’ah’ Kebo Kenanga itu sesuai dengan ketegasan terhadap penghujah Allah Syekh Lemah Abang (atau Pangeran Siti Jenar) sendiri. Syekh itu adalah guru ilmu kebatinan empat bersaudara: Yang Dipertuan di Pengging, di Tingkir, di Ngerang, dan di Butuh.” Bahwa Pengging sebelumnya disebut-sebut sebagai kerajaan “kafir” yang masih berdiri setelah Majapahit runtuh, jelas menunjukkan personifikasi Syekh Siti Jenar sebagai representasi perlawanan, terhadap dominasi Demak sebagai representasi hegemoni kekuasaan rohani sekaligus duniawi.
Mungkinkah bisa dipahami sekarang, mengapa banyak wilayah di Jawa bernama Lemah Abang, dan selalu terletak di pinggiran?

Sumber : INTISARI No. 517 TH. XLIII, AGUSTUS 2006

sebuah perjalanan - Syahadat Jenar

Ketika saya melihat syahadat para pengikut nabi baru itu di TV, yang akhirnya di hukum sebagai kesesatan karena dianggap berbeda dengan syahadat pada umumnya. Maka kembali pikiran aneh saya bekerja, bagaimana kira kira pandangan masyarakat mengenai sasahidan (syahadat) dari Syech Siti Jenar berikut ya?
Aku bersaksi di hadapan Dzat-Ku sendiri
Sesungguhnya tiada Tuhan selain Aku
Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad itu utusan-Ku
Sesungguhnya yang di sebut Allah itu badan-Ku
Rasul itu rasa-Ku
Muhammad itu cahaya-Ku
Akulah yang hidup tidak terkena kematian
Akulah yang kekal tanpa kena perubahan di segala keadaan
Akulah yang selalu mengawasi dan tiada sesuatu pun yang luput dari pengawasan-Ku
Akulah yang mahakuasa, yang bijaksana, tiada kekurangan dalam pengertian
Sempurna terang-benderang
Tidak terasa apa-apa
Tidak kelihatan apa-apa
Hanya Aku yang meliputi seluruh alam dan kodrat-Ku
Dan terus terang mungkin jika dia yang dianggap menucapkan syahadat ini, masih hidup dan kebetulan bertemu dengan kamu, maka niscaya tanpa ragu akan di bunuh di tempat karena dianggap sesat dan menyesatkan. Apalagi jika dia mengaku sebagai beragama Islam, tentu akan semakin cepat di bunuhnya.
Kalo aku sendiri ketika membaca syahadat tersebut, langsung mempunyai pemahaman bahwa kemungkinan saat mengucapkannya, Syech Siti Jenar sudah sirna, yang ada itu hanya Dia sang Keberadaan. Maka yang keluar dari mulut Syech Siti Jenar bukan dari dia melainkan dari Dia. Atau dengan kalimat lain bahwa mulut Syech Siti Jenar sedang di pakai oleh Dia untuk menyampaikan sebuah wahyu. Dan inilah yang sering salah di mengerti, malahan Syech Siti Jenar pun di hukum mati karena dianggap mengaku jadi Tuhan.

Asal-usul Syekh Siti Jenar

Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M (Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, Purwaka Tjaruban Nagari (Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972; P.S. Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung, 1976; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu, LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In Proza Javaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817), dilingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban larang waktu itu, yg sekarang lebih dikenal sebagai Astana japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yg multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku. Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurangjelasan asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah.
Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yg berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwa Syekh Siti Jenar berasal dari cacing.
Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas,
Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….<serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1>
Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa.
Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam. Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yg berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut.
Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluarga utama keturunan ulama terkenal Syekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yg semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah. Dari silsilah yg ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddin dan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin. Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam di sana.
Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dgn sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil.
Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan. Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun 1426, Syekh Datuk Shaleh wafat.
Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi.
Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu.
Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi, telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual.
Sumber http://yuliano.vox.com/library/post/asal-usul-syekh-siti-jenar.html
Nasab Syekh Siti Jenar Bersambung Sampai ke Rasulullah  diakui oleh Robithoh Azmatkhan
Abdul Jalil Syeikh Siti Jenar bin
1. Datuk Shaleh bin
2. Sayyid Abdul Malik bin
3. Sayyid Syaikh Husain Jamaluddin @ Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan (Gujarat, India) bin
4. Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
5. Sayyid Abdullah AzhmatKhan (India) bin
6. Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir AzhmatKhan (Nasrabad) bin
7. Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut, Yaman) bin
8. Muhammad Sohib Mirbath (lahir di Hadhramaut, Yaman dimakamkan di Oman) bin
9. Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
10. Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
11. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
12. Sayyid Alawi Awwal bin
13. Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
14. Ahmad al-Muhajir (Hadhramaut, Yaman ) bin
15. Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi (Basrah, Iraq) bin
16. Sayyid Muhammad An-Naqib bin
17. Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
18. Sayyidina Ja’far As-Sodiq (Madinah, Saudi Arabia) bin
19. Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
20. Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin {menikah dengan (34.a) Fathimah binti (35.a) Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Tholib, kakak Imam Hussain} bin
21. Al-Imam Sayyidina Hussain bin
(22.a) Imam Ali bin (23.a)Abu Tholib dan (22.b) Fatimah Az-Zahro binti (23.b) Muhammad SAW
Tentang Silsilah ke-atas dr Syeikh Siti Jenar dan para walisongo lainnya sudah diakui oleh para ulama nasab dari Yaman, Malaysia dan Thailand..para sayyid dan kalangan habaib yg memahami ilmu nasab banyak yg mencantumkannya di bawah nama fam. Azmatkhan, dan sudah menulis beberapa kitab mengenai ini, dan diakui Robithoh Alawiyah, Naqobatul Asyrof dan Robithoh Azmatkhan ..(Tentunya disini tidak ada nama tokoh pewayangan) untuk keterangan lebih lanjut bisa buka situs www.azmatkhanalhusaini.com dan bisa tanya jawab dengan Kyai Ali bin Badri selaku pengurusnya …wassalam

Sumber Diskusi di Facebook.
Pertanyaan seputar Syekh Siti Jenar di group Resmi AZMAT KHAN AL-HUSAINI (Pattani, Royal Kelantan, Walisongo Family & Relatives etc.)
Muhammad Iqbal Jazakallah bib, numpang baca2 Notes nya ya. ^_^
Nurfadhilah Khan Al-Husaini afwan notes ana kbanyakan ttg ilmu nasab.. dan kbanyakan manfaatnya mungkin baru kepada keluarga.. insya Allah ke depan ana akan menulis yg manfaat & hikmahnya bisa lbh luas buat umat & masyarakat.. syukron atas inspirasi & pengingatan dr antum
Muhammad Iqbal afwan bib, justru ana tertarik disitu bib. ana selalu tertarik sejarah wali 9.
ana mau tanya bib, apakah Syaikh Siti Jenar juga ‘Alawiyyin? Dibuku suluk Abdul Jalil terbitan LKIS pengarang mengatakan beliau anak Syaikh Datuk Sholeh (paman dari Syaikh Datuk Kahfi). dan apakah di masa sekarang ini masih ada keturunan Syaikh Siti Jenar?
Di notes antum disebutkan, Sunan Kali Jaga adalah anggota Wali 9 angkatan ke-empat (wafat 1513). Syaikh Siti Jenar Wali 9 angkatan ke-lima (wafat tahun 1517). padahal disejarah2 yg beredar Syaikh Siti Jenar maqtul ditangan Sunan Kali Jaga.
ana jadi bingung bib, banyak sejarah yg simpang siur dan ga tau mau bertanya kepada siapa?
makanya ana bersyukur bisa bertanya kepada antum selaku dzuriyat…. ^_^
maaf merepotkan bib, semoga Allah memberkahi.
Nurfadhilah Khan Al-Husaini Ya Syeikh Sidi Jenar Azmatkhan Al-Husaini seorang alawiyyin yg nasabnya bin Datuk Shaleh bin Abdul Malik bin Husein Jamaluddin bin Ahmad bin Abdullah bin Abdul Malik AZMATKHAN bin Alawi bin Muhammad bin Ali bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Husein bin Imam Ali + Fathimah binti Nb Muhammad
Bagi Naqobah aal Azmatkhan Al-Husaini, crita ttg perseturuan Syeikh sidi Jenar dgn walisongo lainnya adalah sekedar mitos & kisah yg mana hikmaknya spy yg spiritualitas mesti diselaraskan dengan syariah. bliau tidak mengalami hukuman dr walisongo.. hanya saja ada perbedaan pola & metode dakwah spiritualitas antara mereka, hal ini krn Syeikh Sidi Jenar mngambil tarekat jalur Utsman bin Affan (Para Wali lain banyk yg berjalur k abu bakar & imam Ali) yg mana dalam tarekat Walisongo semuanya berhimpun.
Bahkan Sidi Jenar adalah mertua dari Sunan Kalijaga.. kl keturunan grs laki ke beliau ana juga masih kurang faham, mungkin ada… tp dr jalur pernikahan sunan kalijaga dgn zainab putri Syeikh Sidi Jenar menurunkan Nyai Ageng Pengging ibu dr Jaka Tingkir yang turunannya banyak menjadi ulama seperti KH Hasyim Asyari, KH Abdul Hamid Pasuruan, Gus Dur dll.. kebetulan ana & para tubagus & ratu banten turunan Raja ke-4 Banten memiliki tautan ke jalur tsb pula dr grs perempuan.. begitu juga para Raden turunan Mataram
Muhammad Iqbal Subhanallah.. makasi penjelasannya bib. kemudian bib, alafwu mungkin ini agak sensitif. banyak baalwi yg tidak mengakui ke Sayyidan Gus Dur (Basyaiban) dan Azmatkhan juga.karena konon banyak dr garis perempuan atau bagaimana ana juga kurang jelas. padahal semua ‘Alawiyyin awalnya juga datang dari Sayyidati Fathimah Az Zahra, tetapi tetap dikatakan dzuriyat Baginda nabi SAW? Mengapa setelahnya ada penolakan akan hal tersebut dengan alasan demi terjaganya nasab, jadi hanya dari jalur bapak. ini yg tidak saya mengerti bib. @_@
Nurfadhilah Khan Al-Husaini Yang Pasti masih banyak Sayyid & Syarifah garis laki dari jalur Azmatkhan…mm Iya ini agak sensitif .. lbh baik dibicarakan d inbox, yg pasti kita harus toleran atas setiap pandangan yg berbeda.. Apalagi Allah memberi pahala ijtihad yg benar dgn 2 pahala & yg salah 1 pahala..
Muhammad Iqbal Afwan bib, tafadhol. ana tunggu di inbox bila tidak merepotkan antum. syukron ^_^
Nurfadhilah Khan Al-Husaini Kalo masalah pengakuan ttg azmatkhan sy jlaskan dl disini, turunan garis laki/ Sayyid Azmatkhan masih banyak .. perbedaannya dgn pendataan para Habaib mereka menjaga “Ke-’Asyrafan” / jalur patrineal Sayyid & Syarifah.. sedangkan Qabilah Azmatkhan mendata “Ke-zuriyatan” k rasul baik dr grs laki lurus (Asyraf) & perempuan (Yg nasabnya terputus bila dlm pandangan habaib hadhrami).. perbedaan kebiasaan, perbedaan takwil ttg makna zuriyat, pembauran kluarga azmatkhan dgn para Penduduk Asli Nusantara, serta kurangnya ilmu & sosialisasi ttg ilmu nasab di kedua belah pihak..sehingga ada yg blum kenal seakan tidak mengakui azmatkhan, tapi bagi yg memahami insya Allah mengakui azmatkhan mski ada perbedaan pandangan
scr pendataan bukanlah kapabilatas Rabitah Alawiyah Maktab Daimi & Naqobatul Asyraf utk mengesahkan jalur nasab kami.. krn adanya jeda waktu ratusan tahun yg mana kluarga kami sampai k nusantara lbh dulu dr mereka, sehingga mrk tidak punya sanad ilmu nasab ttg jalur kami & kami sendiri-lah yg punya sanad ilmu, ksaksian & pnjagaannya. Setiap kluarga lbh tahu mengenai kluarganya sendiri dibanding orang lain tahu ttg kluarga tsb.
Yg lainnya nanti kita bicarakan di inbox tetap dengan toleransi, hormat & cinta kpd para Habaib..
Muhammad Iqbal Aamiin bib, ana sbg muhibbin trkadang butuh data dan fakta sejarah yg valid demi menangkal fitnah wahabiyyin yg mengatakan Baginda Nabi saw itu abtar. ^_^
Nurfadhilah Khan Al-Husaini iya sekalian kita bahas d inbox ni lagi ana siapkan tulisannya.. yg pasti Rasul tidak abtar sesuai dalil Surat Al-Kautsar (cek asbabun nuzulnya) yg seringkali kita baca.. bahkan Firman Allah justru mereka yg menghina Rasul Abtar.. malahan terputus nasabnya.. sedangkan turunan Rasul terus tersambung sampai kiamat sesuai dalil hadist yg masyhur Sesungguhnya nasabku & sababku tidaklah terputus sampai hari kiamat
Sumber disini

Konsep Syehk Siti Jenar Merasakan Kematian sebelum mati

Konsep Syehk Siti Jenar Merasakan Kematian sebelum mati

Hukum kebiasaan yang menjerat fikiran dan anagan angan bagaimana seorang menyikapi kematian. Secara awam kematian merupakan suatu peristiwa yang sangat ditakuti , meskipun itu tidak dapat dihindari. Ketakutan tersebut karena mental ( fikiran dan angan angan ) yang tidak sanggup membayangkan , karena mereka berfikir kalau kematian datang akan lenyap jiwa dan raganya, akan memisahkan kita dari apa yang di cintainya seperti keluarga, pangkat , jabatan, harta dll sehingga mereka merasa ngeri kalau mengingat kematian.
Berbeda dengan Konsep Siti Jenar / Konsep Sufi kengerian akan kematian itu sudah hilang , karena mereka telah berhasil melenyapkan / melepaskan mentalnya dari hokum kebiasaan mereka telah menemukan keyakinan bahwa kematian merupakan proses dari perjalanan spiritual yang berkelanjutan. Karena mereka mempunyai tujuan setelah kematian maka perasaan akan takut kematian sudah sirna . tujuan mereka adalah bertemu Tuhan yang telah di rindukannya.

Kematian sebelum kematian artinya seseorang yang dapat mematikan Ego, Emosional, Nafsu, dan fikiran fikiran yang menjerat untuk selamanya .
Kematian Ego dapat membebaskan manusia , seorang dapat merasakan kelahiran ke dua
Kelahiran ke dua tersebut membuka jalan baginya dalam menuju totalitas dan keabadian , karena kematian ego memungkinkan seorang untuk menempuh jalan Tuhannya . Potensi tersebut sebenarnya ada pada setiap diri manusia [ kemampuan untuk keluar dari dunia yang penuh batasan ] tetapi kebanyakan manusia belum dapat memahami dan belum menemukanya karena kita masih dibatasi oleh fikiran , budi Cipta dan karsa yang sangat membatasi kita. Jika seorang bisa terbebas dari itu semua maka akan terbuka Cakrawala terhadap segala hal yang tak terbatas yaitu kabadian yang hadir dalam kalbunya. Itulah yang disebut pengalaman batin yang bersifat pribadi. Tidak semua orang mampu melepaskan diri dari hukum kebiasaan .
Oleh karena Syehk Siti Jenar kurang bijak untuk membuka pengalaman spiritual nya kepada murid muridnya atau kepada wali Syariat karena persepsi yang tidak sama maka Syehk Siti Jenar harus menerima Konsekwensi dengan hukuman mati.
Syehk Khaled Bentounes [ tokoh sufi ] kita tidak boleh sembrono untuk membicarakan pengalaman batin kita pada sesama kita yang masih hidup dalam batasan batasan , konsekwensinya kita harus berfikir dan berbicara dalam dua bahasa dan dua fikiran yang berbeda . artinya pada orang yang pada tahapan sama kita dapat berdialog tentang hal itu karena mereka ada dalam gelombang atau chanel yang sama, tetapi jangan sekali kali berdialog dengan orang orang yang belum mencapai kondisi batin tersebut karena hal itu dapat mengacaukan atau membingungkan jalan fikira n mereka.
Syehk Khaled Bentounes Kondisi Ma’rifat sungguh sungguh memang ada dan tidak ada penjelasan secara rasional masing orang yang mengalami kodisinya juga berbeda tergantung pada penyerapan dan kedalaman untuk memahaminya, sedangkan untuk mencapai hal tersebut seseorang yang menempuh jalan ma’rifat sebelumnya harus dapat mematikan Ego kemanusiannya dengan cara menjalankan amalan amalan atau latihan yang bertujuan untuk menyatukan perasaan dan keinginannya hanya kepada Tuhannya atau di sebut dengan IRADAH. Dari amalan tersebut maka akan timbul kerinduan dalam hati , hakikatnya adalah perwujutan kebangkitan hati dalam pencarian Tuhan .

Pengalaman batin tentang Iradah juga dialami Siti Jenar , Siti Jenar senantiasa dalam kegelisahan karena rasa rindu dan cintanya kepada Tuhan yang begitu besar, ia ber usaha melenyapkan sifat yang terikat dengan hukum kebiasaan sampai sampai ia menganggap dirinya sendiri tiada berarti .

“ Saya ini bukan Budi, Bukan angan angan hati, bukan fikiran yang sadar, bukan niat , bukan udara , bukan angin, bukan panas, bukan kekosongan , bukan kehampaan , wujud saya ini adalah Jasad yang akhirnya mati menjadi jenasa , busuk bercampur tanah, dan debuh nafas saya mengelilingi dunia , tanah, air, api dan udara kembali ketempat asalnya, sebab semua barang baru , bukan asli maka saya ini dzat yang sejiwa menyukma dalam Hyang Widi, Pangeran saya bersifat Jalal dan Jamal [ Maha Mulia dan maha Indah ] ia tidak mau sholat atas kehendak sendiri, tidak pula mau memerintahkan untuk sholat kepada siapapun “

Sabda Rosululloh Muhammad SAW : “ Rasakan Kematian sebelu datang kematian “

Syekh Siti Jenar - Makna Kematian

Memahami Makna Kematian untuk menjadi Manusia Hakiki
Bermacam ajaran agama yang ada didunia mempunyai pandangan berbeda tentang kematian. Dari reinkarnasi, kebangkitan, hingga alam barzah. Tetapi intinya mengindikasikan satu tujuan yang sama, yaitu kembalinya diri, jiwa, roh ke Haribaan Tuhan, meninggalkan alam jasmaniah dibumi. Sangat berbeda dengan pendapat dan ajaran Syekh Siti Jenar, yang menyatakan bahwa “dunia ini adalah alam kematian”. Dunia adalah alam kubur dan raga adalah sebuah terali besi yang menahan jiwa berada didunia dan merasakan kesusahan didunia, haus, lapar, dan kesedihan. hidup sekarang hanya sebuah persiapan untuk memasuki hidup yang sebenarnya. dan jika tidak siap, jiwa akan terperangkap ke dalam alam kematian kembali yang bersifat bangkai.. Hakikat hidup adalah kekal selamanya dan tak tertimpa kematian. Analogi hidup dan mati adalah perputaran bumi pada porosnya, atau terjadinya siang dan malam. Ketika manusia lahir, dia sebenarnya “born to die”. Lahir untuk menuju kematian. Dunia bukan jalan hidup tetapi jalan menuju kematian. Hidup yang sebenarnya adalah tanpa raga, telanjang dalam wujud frekuensi murni. Dalam konteks Jawa dikenal dengan “manunggaling kawula Gusti”, bersatunya diri dengan Tuhan. Kebutuhan kita didunia akan sandang, pangan, papan (pakaian, makanan dan tempat tinggal) selama didunia hanya sarana untuk menunda kematian dan menemukan jalan hidup yang sesungguhnya, karena kematian tidak bisa dihentikan. Meskipun pendapat Syekh Siti Jenar ini semua bersumber serta dilandasi pada ayat-ayat Al Qur’an, tetapi universal untuk semua agama umat manusia. Konsep filsafat inilah yang ingin diterapkan oleh Syekh Siti Jenar karena lebih rasional dalam menggambarkan keaslian kultur masyarakat Jawa. Islam yang dipahami sesuai dengan realita, menekankan pada budi pekerti tanpa kebohongan maupun symbol-simbol yang menipu dan melepaskan kebiasaan hidup yang berdasarkan opini ataupun pendapat. Pancaindrapun tidak bisa kita jadikan pedoman dalam hidup untuk mencari kebenaran. Indra hanyalah alat. Materi. Begitu juga dengan akal budi yang masih bisa diartikan sebagai ego karena sifatnya yang bias dan kemungkinan menyimpang. Luar biasa pendapat Sang Syekh ini, karena 250 tahun mendahului pandangan seorang filsuf besar Immanuel Kant (1724-1804).
Syekh Siti Jenar ingin mengajarkan Islam yang sesuai dengan tatanan kehidupan, kondisi dan budaya masyarakatnya. Berdasar pada akal budi yang terpimpin, melepaskan diri terlebih dulu dari hawa nafsu, kepalsuan dan dusta tetapi tetap dalam alur Syariat Islam dengan berpedoman pada Al-Qur’an, berbentuk Islam yang tumbuh dari dalam diri. Bagi Sang Syekh, hidup sesungguhnya adalah menjadi manusia hakiki yang merupakan perwujudan dari hak, kemandirian dan kodrat. Dalam hal ini ada perbedaan pandangan antara beberapa Sufi yang berpendapat pada dualisme, kesatuan hamba dan Tuhan dengan Sang Syekh yang lebih berfokus pada diri pribadi, satu realitas, Tuhan selalu bersama manusia. Menjadi manusia yang memahami eksistensinya karena hanya manusia yang mempunyai eksistensi didunia. Bagi Syekh, kepercayaan adalah kepercayaan, terlepas dari pandangan dualisme maupun monoisme, terlepas dari bermacam agama dan kepercayaan yang membungkusnya. Agama hanya sebuah jalan yang harus dilalui, dengan tujuan yang sama, Tuhan. Disini Syekh mengajarkan manusia untuk melihat perbedaan antara citra dan realita. Semua yang timbul dari sesama manusia adalah citra, sedangkan menguasai ilmu tentang kematian adalah realita.
Berbagai kajian tentang agama Islam yang dibahas dalam buku ini bersumber pada peninggalan sejarah tentang Syekh Siti Jenar dalam bentuk Pupuh (semacam bait-bait puisi yang biasa dilagukan). Diperlukan kematangan pemikiran kita dalam mendalami buku ini agar tidak timbul kesalahpahaman dalam mengartikan sehingga menjebak pemikiran kita sebagaimana pandangan negatif masyarakat Jawa terhadap Syekh Siti Jenar selama ini. Semua pandangan, ajaran dan pendapat Sang Syekh adalah bersumber pada Al-Qur’an yang ditafsirkan secara mendalam, akurat dan dalam pemaknaan yang tinggi sehingga sesuai dengan adat dan budaya masyarakat Jawa tanpa terjadi pemaksaan dalam artifikasi maupun pelaksanaan
Dalam pemikiran saya yang masih dangkal, dari pendapat Syekh Siti Jenar yang dikemukakan dalam buku ini adalah pentingnya implementasi dalam relevansi antara keikhlasan, kesederhanaan dan memberdayakan pemikiran yang logis untuk mencapai eksistensi manusia dalam perjalanan sementara didunia menuju hidup yang sesungguhnya. Tuhan hanya sebagai Causa Prima (Penyebab Pertama) dalam menciptakan manusia. Sedangkan perbuatan baik atau buruk pada manusia merupakan iradatnya sendiri dan tidak bisa disalahkan pada Tuhan. Jika manusia telah mencapai tingkatan dalam pengendalian diri yang baik, berbuat baik beramal saleh, mampu melepaskan hawa nafsu dan berbudi luhur, niscaya Tuhan akan senantiasa bersama manusia. Bila manusia tidak lagi memikirkan semua syari’at, tarekat, hakikat dan makrifat, maka dirinya telah menuju “manunggaling kawula Gusti”. Menjadi wujud realitas manusia sejati yang bisa berasal dari agama Islam, Buddha, Kristen ataupun lainnya. Memenuhi kodratnya sebagai khalifah-Nya didunia. Juga pendapat beliau yang menggambarkan demokrasi, perbedaan pendapat, keberagaman, persatuan dan berbagai pemikiran yang hebat akan tetapi terlalu jauh kedepan melampaui pemikiran umum pada masa itu sehinga menimbulkan perbedaan pendapat dan pergesekan dengan ajaran 8 Wali yang sudah ada pada waktu itu dan berpangkal pada pemusnahan bahkan pembelokan sejarah terhadap Syekh Siti Jenar dan ajarannya.

140 Ajaran & Pemikiran Syekh Siti Jenar

<div dir='ltr'><font size='6'><b>140 Ajaran & Pemikiran Syekh Siti Jenar</b></font><br /><br /><strong>Summary:</strong><a href="http://id.shvoong.com/writers/muhammad_el_mahdi/" title="Muhammad_El_Mahdi" target="_blank">Muhammad_El_Mahdi</a><br /><strong>Syekh Siti Jenar</strong>  sangat akrab bagi masyarakat Indonesia, terutama dikalangan Islam-Jawa. Riwayat biografinya masih banyak diselimuti dongeng atau fiksi semi ilmiah dari beragam versi.<br />
Dalam buku ini dituliskan secara singkat biografi Syekh Siti Jenar, mulai dari beliau kecil, remaja, saat menimba ilmu di berbagai tempat di belahan dunia, hingga dia menjadi seorang wali di tanah Jawa.<br />
Dalam Ajaran &amp; Pemikiran Syekh Siti Jenar sangatlah sulit difahami oleh kalangan awam, karena itu saat membaca buku ini hendaklah bertanya kepada yang mengetahui maksud dan tulisan yang ditulis Syekh Siti Jenar sehingga kesalah pengertian dan kesalah pahaman dapat dihindari.<br />
Buku ini tidak bisa hanya sekedar dibaca tapi perlu pemahaman dan perenungan yang dalam dan tentunya dasar-dasar Agama juga harus kuat sehingga tidak gampang tesesat atau terjebak oleh pikiran yang belum mencapai tataran pemahaman ini.<br />
Karena sulitnya dipahami maka ajaran-ajaran Syekh Siti Jenar dianggap sesat, menurut saya yang sesat bukanlah ajarannya tapi yang memahami dengan kelirulah yang sesat dalam memahami ajarannya.<br />
Langsung saja saya berikan contoh ajaran yang tertulis dalam buku ini..<br />
 <br />
<strong>140 Ajaran &amp; Pemikiran Syekh SITI JENAR</strong><br />
<br />
<strong>2.</strong> "Jika ada seseorang manusia yang percaya kepada kesatuan lain selain Allah SWT, makaia akan kecewa karena ia tidak akan memperoleh apa yang ia inginkan".<br />
<br />
<strong>10.</strong>"Jika anda menanyakan dimana rumah Tuhan, maka jawabnya tidaklah sukar. Allah berada pada Dzat yang tempatnya tidak jauh, yaitu berada dalam tubuh manusia. Tapi hanya orang terpilih saja yang bisa melihatnya, yaitu orang-orang suci."<br />
<strong><br />
17.</strong>"Saya ini bukan budi, bukan angan-angan hati, bukan pikiran yang sadar, bukan niat, bukan udara, bukan angin, bukan panas dan bukan kekosongan atau kehampaan. Wujud saya ini jasad, yang akhirnya menjadi jenazah, busuk bercampur tanah dan debu. Napas saya mengelilingi dunia, tanah, api, air dan udara kembali ke tempat asalnya, sebab semuanya barang baru bukan barang asli."<br />
<br />
<strong>19.</strong>"Syukur kalau saya sampai tiba di alam kehidupan yang sejati. Dalam alam kematian ini saya kaya akan dosa. Siang malam saya berdekatan dengan api neraka. Sakit dan sehat saya temukan di dunia ini. Lain halnya apabila saya sudah lepas dari alam kematian ini. Saya akan hidup sempurna, langgeng tiada ini dan itu."<br />
<br />
<strong>47.</strong>"Shalat lima kali sehari itu adalah pujian dan dzikir yang merupakan kebijaksanaan dalam hati menurut kehendak pribadi. Benar atau salah pribadi sendiri yang akan menerima, dengan segala keberanian yang dimiliki."<br />
<br />
<strong>55.</strong>"Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian adalah hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup yang langgeng selamanya. Dalam hidup ini ada surga dan neraka yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk ke surga berarti ia senang, bila manusia bingung, kalut, risih, muak dan menderita berarti ia masuk neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung."<br />
<br />
<strong>58.</strong>"Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah <i><strong>perbuatan</strong></i> Allah. Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga. Jadi sangat salah besar bila ada yang menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk adalah dari selain Allah. Oleh karena itu Af'al Allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri manusia. Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, disitulah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati yang dipancarkan Allah kepada makhlukNya, yaitu kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari tangan seseorang itu adalah berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang, maksudnya Allah yang melempar ketika engkau melempar."<br />
<br />
<strong>63.</strong>"Kehilangan adalah kepedihan...Berbahagialah engkau, wahai musafir papa, yang tidak memiliki apa-apa. Sebab engkau yang tidak memiliki apa-apa maka tidak akan pernah kehilangan apa-apa."<br />
<br />
<strong>66.</strong>"Kekasih Allah itu ibarat cahaya. Jika ia berada di kejauhan, kelihatan sekali terangnya. Namun jika cahaya itu di dekatkan kemata, maka mata kita akan silau dan tidak bisa melihatnya dengan jelas. Semakin dekat cahaya itu ke mata kita maka kita akan semakin buta tidak bisa melihatnya."<br />
<br />
<strong><i>67.</i></strong>"Engkau bisa melihat cahaya kewalian pada diri seseorang yang jauh darimu. Namun engkau tidak bisa melihat cahaya kewalian yang memancar dari diri orang-orang yang terdekat denganmu."<br />
<br />
<strong>70.</strong>"Semua tharikat itu benar, hanya nama dan caranya saja yang berbeda. Justru "cara" itu menjadi salah dan sesat ketika sang salik menilai terlalu tinggi "cara" yang diikutinya sehingga menafikkan "cara" yang lain."<br />
<br />
<strong>71.</strong>"Di dunia ini manusia mati. Siang malam manusia berpikir dalam alam kematian, mengharap-harap akan permulaan hidupnya. Hal ini mengherankan sekali. Tetapi sesungguhnya manusia di dunia ini dalam alam kematian, sebab di dunia ini banyak neraka yang dialami. Kesengsaraan, panas, dingin, kebingungan, kekacauan dan kehidupan manusia dalam alam yang nyata."<br />
<br />
<strong>85.</strong>"Sesungguhnya, menurut ajaran Islam pun, surga dan neraka itu tidaklah kekal. Yang menganggap kekal surga dan neraka itu adalah kalangan awam. Sesungguhnya mereka berdua wajib rusak dan binasa. Hanya Allah Dzat yang wajib abadi, kekal,langgeng dan azali."<br />
<br />
<strong>109.</strong>" Karena saya di dunia ini mati, luar dalam saya sekarang ini, yang di dalam hidupku besok, yang di luar kematianku sekarang."<br />
<br />
Seperti tersebut di atas itulah sebagian wejangan-wejangan yang tertulis dalam buku ini, sengaja tidak saya tulis sejumlah 140  karena ditakutkan bila tidak disertai penjelasan dapat mengakibatkan  kesalah pahaman pembaca dalam memahaminya.<br />
<br /><br /><a href="http://id.shvoong.com/books/mythology-ancient-literature/2051854-140-ajaran-pemikiran-syekh-siti/" target="_blank">140 Ajaran & Pemikiran Syekh Siti Jenar</a> Originally published in Shvoong: <a href="http://id.shvoong.com/books/mythology-ancient-literature/2051854-140-ajaran-pemikiran-syekh-siti/" target="_blank">http://id.shvoong.com/books/mythology-ancient-literature/2051854-140-ajaran-pemikiran-syekh-siti/</a> </div>

Suluk Abdul Jalil, Perjalanan Ruhani Syaikh Siti Jenar

<div dir='ltr'><font size='6'><b>Suluk Abdul Jalil, Perjalanan Ruhani Syaikh Siti Jenar (2)</b></font><br /><br /><strong>Summary:</strong><a href="http://id.shvoong.com/writers/ryojulianto/" title="RyoJulianto" target="_blank">RyoJulianto</a><br />Tubuhnya jangkung, tegap, dan berotot. Kulitnya putih kemerahan, hidungnya mancung, alis matanya tebal. Matanya setajam elang. Postur tubuhnya yang lain dari kebanyakan orang pribumi membuat San Ali mudah dikenali. Apalagi mendengar namanya yang sangat asing  ditelinga menunjukkan bahwa dia adalah salah satu peranakan Melayu-Gujarat.<br />
San Ali adalah sebuah nama yang mulai banyak dikenal karena seringnya dia keluar masuk hutan, berkunjung dari satu desa ke desa lainnya dan bergaul dengan berbagai kalangan untuk mencari Tuhannya. Para Brahmin (pendeta Hindu) tidak keberatan malah dengan suka cita berdiskusi dengan San Ali tentang masalah keTuhanan sesuai dengan ajarannya masing-masing. Tidak ada yang merasa dipojokkan untuk mempertahankan kebenaran agamanya. Malah sebaliknya semakin bertambah wawasan ilmu untuk menemukan kebenaran sejati.<br />
<br />
Dari beberapa pengamatan tentang kehidupan selama perantauannya, San Ali semakin merasa penasaran dengan apa yang dia peroleh. Misalnya tentang perbedaan antara orang-orang durhaka dan celaka, seperti : penjudi, pemabuk, pencuri, perampok, pelacur, penipu, pembunuh dan pemuja berhala yang bakal menempati neraka. Sebaliknya orang-orang yang saleh dan beruntung yang bakal menghuni surga.<br />
San Ali melihat, bahwa persoalan ini hanyalah masalah penundaan waktu belaka. Intinya orang yang masuk neraka sudah melaksanakan hal-hal yang dilarang agama pada saat di dunia, sedang orang yang masuk surga melakukannya pada saat orang itu sudah meninggal dan masuk surga, karena di surga mereka bebas minum khamr, menikmati 40 bidadari, bersenang-senang dan tidak ada larangan apapun.<br />
Jadi apa bedanya perbuatan itu ? Yang satu dilampiaskannya di dunia, yang lainnya menunggu di akherat.<br />
<br />
Yang di neraka pasti mendapat siksa, sedang yang di surga bisa berbuat apapun yang disuka. Atas dasar apa Gusti Allah menentukan golongan manusia yang akan masuk neraka (celaka) sedangkan golongan lain masuk surga (beruntung). Bukankah Gusti Allah itu Maha Adil ? Kenapa membeda-bedakan antara satu dengan yang lain ? Bukankah mereka itu lahir kedunia bukan atas kehendaknya sendiri  kemudian setelah mati harus mendapat siksa di neraka. Kenapa Gusti Allah yang mempunyai sifat Ar- Rahman &amp; Ar-Rahim begitu tega menyiksa ?<br />
<br />
Bagaimana dengan aku (San Ali) ? Kalau aku masuk neraka, berarti AKU (Tuhan) juga masuk neraka ? Bukankah dalam diri aku juga ada AKU  ? <br />
<br />
Petualangan San Ali dalam mencari Tuhannya masih diselimuti kabut tebal dan membingungkan. Setiap kali ditemukan jawaban atas satu persoalan selalu diikuti oleh pertanyaan lain yang lebih rumit dan menemui jalan buntu untuk memperoleh jawaban atas hakekat hidup manusia.<br />
<br />
Suatu saat sekeluarnya dari hutan, San Ali bertemu dengan salah satu Brahmin tua yang sedang mempersembahkan sesaji di altar dewa. Terlintas di benaknya bahwa sangat mustahil arca dewa bisa makan sesaji yang disiapkan sang Brahmin. Namun terlintas pula di benaknya tentang ibadah qurban di dalam agama Islam. Bukankah Gusti Allah yang tak terpikirkan dan tak terjangkau panca indra itu sesungguhnya juga tidak membutuhkan darah dan daging domba ? Namun kenapa umat Islam  setiap hari Raya Idhul Adha itu menyembelih domba ? Apa bedanya ibadah sang Brahmin tua tadi dengan ibadah umat Islam dalam hal persembahan ?<br />
<br />
Dalam benak San Ali muda bergelayut tanda tanya yang tak ada habisnya : “ untuk menguak hakekat manusia saja sudah sedemikian sulitnya, bagaimana bisa aku mampu mengerti keberadaan Gusti Allah yang aku sembah “ ?<br />
<br />
Tak jarang San Ali merenung malam hari di bawah pohon besar, sambil merenung dan menunggu datangnya kantuk dia menerawang jauh melihat bintang-bintang di atas langit. Benarkah ‘Arsy singgasana Allah terletak di salah satu bintang di langit itu ? Kalau Gusti Allah ada di langit  itu, bagaimana aku bisa menemui DIA yang aku sembah selama ini ? Alangkah jauh jaraknya antara aku yang di bawah sini dengan DIA yang di atas sana. <br />
<br />
San Ali teringat ajaran guru agungnya Syaikh Datuk Kahfi yang sangat keras melarangnya untuk membayang-bayangkan, membanding-bandingkan, dan memikirkan Gusti Allah. Bagaimana orang bisa mengenal Gusti Allah jika tidak boleh membayangkan, membandingkan apalagi memikirkan-Nya ?<br />
<br />
Gumpalan awan hitam pekat yang lewat menutupi pandangannya seolah merupakan jawaban atas gejolak jiwanya dan angin malam yang berhembus semilir telah mengantarnya ke dalam buaian mimpi dengan segudang pertanyaan yang membutuhkan jawaban atas keberadaan Sang AKU. <br />
<br />
Sebuah skenario atas diri anak manusia tengah dipersiapkan oleh sang Maha Pencipta<br />
<br/><br /><a href="http://id.shvoong.com/books/classic-literature/1855701-suluk-abdul-jalil-perjalanan-ruhani/" target="_blank">Suluk Abdul Jalil, Perjalanan Ruhani Syaikh Siti Jenar (2)</a> Originally published in Shvoong: <a href="http://id.shvoong.com/books/classic-literature/1855701-suluk-abdul-jalil-perjalanan-ruhani/" target="_blank">http://id.shvoong.com/books/classic-literature/1855701-suluk-abdul-jalil-perjalanan-ruhani/</a> </div>

triple pytaghoras

TRIPEL Pythagoras adalah tripel bilangan bulat positif a, b, dan c yang memenuhi persamaan a2 + b2 = c2. Contoh tripel Pythagoras yang paling sederhana adalah 3, 4, dan 5, atau 5, 12, dan 13, sebagaimana sering dibahas di SLTP.Pythagoras adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani kuno yang lahir sekitar tahun 580 SM.

Contohnya:
3,4,5
5,12,13
7,24,25
8,15,17
11,60,61
20,21,69

Jadi, semua sisi pada segitiga siku-siku yang nilainya bulat, pasti kelipatan dari salah satu triple di atas.

Tripel Pytagoras
Tiga buah bilangan a, b dan c dimana a, b dan ? bilagan asli dan c merupakan bilangan terbesar, dikatakan merupakan tripel Pythagoras jika ketiga bilangan tersebut memenuhi hubungan :
c2 = a2+b2 atau
b2 = c2-a2 atau
a2 = c2-b2

CONTOH :
Manakah diantara tigaan berikut yang merupakan tripel Pythagoras ?
a. 9, 12, 15
b. 13, 14, 15
c. 5, 12, 13
PENYELESAIAN
a. Angka terbesar 15, maka c = 15, a = 12 dan b = 9

152 = 122 + 92
225 = 144 + 81
225 = 225
Jadi 9, 12, 15 merupakan tripel pythagoras

b. Angka terbesar 15, maka c = 15, a = 13 dan b = 14

152 ¹ 132 + 142
225 ¹ 169 + 196
225 ¹ 365
Jadi 13, 14, 15 merupakan bukan tripel pythagoras

c. Angka terbesar 13, maka c = 13, a = 12 dan b= 5

132 = 122 + 52
169 = 144 +25
169 = 169
Jadi 5, 12, 13 merupakan tripel pythagoras

Jenis Segitiga
Hubungan nilai c2 dengan ( a2 + b2 ) dapat digunakan untuk menentukan jenis segitiga. Jika a, b, dan c adalah panjang sisi-sisi suatu segitiga dengan :
c2 > a2 + b2 , maka segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul
c2 = a2 + b2 , maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku
c2 < a2 + b2 , maka segitiga tersebut merupakan segitiga lancip CONTOH : Tentukanlah jenis segitiga berikut ( lancip, siku-siku, atau tumpul ), jika sisi-sisinya : a. 6, 8, 10 b. 0,2 ; 0,3 ; 0,4 c. 11, 12, 14 PENYELESAIAN : a. Untuk sisi segitiga 6, 8, 10 102 = 62 + 82 100 = 36 + 64 100 = 100 Jenis segitiga adalah segitiga siku-siku b. Untuk sisi segitiga 0,2 ; 0,3 ; 0,4 0,42 > 0,22 + 0,32
0,16 > 0,04 + 0,09
0,16 > 0,13

Jenis segitiga adalah segitiga tumpul

c. Untuk sisi segitiga 11, 12, 14

142 < 112 + 122 196 < 121 + 144 196 < 265 Jenis segitiga adalah segitiga lancip Segitiga Segitiga atau segi tiga adalah nama suatu bentuk yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut. Matematikawan Euclid yang hidup sekitar tahun 300 SM menemukan bahwa jumlah ketiga sudut di suatu segi tiga adalah 180 derajat. Hal ini memungkinkan kita menghitung besarnya salah satu sudut bila dua sudut lainnya sudah diketahui. • Klasifikasi segitiga Menurut panjang sisinya: • Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang. Sebagai akibatnya semua sudutnya juga sama besar, yaitu 60o. • Segitiga sama kaki adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang. Segitiga ini memiliki dua sudut yang sama besar. • Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya berbeda panjangnya. Besar semua sudutnya juga berbeda. Segitiga sama sisi Segitiga sama kaki Segitiga sembarang Menurut besar sudut terbesarnya: • Segitiga siku-siku adalah segitiga yang besar sudut besarnya sama dengan 90o. Sisi di depan sudut 90o disebut hipotenusa atau sisi miring. • Segitiga lancip adalah segitiga yang besar sudut besarnya < 90o • Segitiga tumpul adalah segitiga yang besar sudut besarnya > 90o

Segitiga siku-siku Segitiga tumpul Segitiga lancip
Lingkaran dalam dan luar segitiga
Suatu lingkaran yang berada di dalam segitiga serta menyinggung ketiga sisi segitiga tersebut disebut lingkaran dalam segitiga. Jari-jari lingkaran dalam segitiga bisa dicari dengan rumus:
dimana r adalah jari-jari lingkaran dalam segitiga, L adalah luas segitiga dan s adalah setengah keliling segitiga.
Suatu lingkaran yang berada di luar segitiga serta keliling lingkaran tersebut menyinggung perpotongan tiga garis segitiga disebut lingkaran luar segitiga. Jari-jari lingkaran luar segitiga dapat dicari dengan rumus:
dimana R adalah jari-jari lingkaran luar segitiga; a, b dan c adalah tiga sisi segitiga dan L adalah luas segitiga.
Mencari luas dan keliling segitiga


Teorema Heron
________________________________________
Teorema Heron biasanya digunakan untuk mencari luas dari suatu segitiga sembarang. a, b dan c adalah ketiga sisi segitiga.


Segitiga sama sisi
________________________________________
Untuk mencari luas dan keliling segitiga sama sisi yang bersisi a dapat digunakan rumus sebagai berikut:


Dalil Pythagoras


Segitiga siku-siku
Dalil Pythagoras hanya berlaku pada segitiga siku-siku. Pythagoras menyatakan bahwa:
Jika ada tiga buah bilangan a, b dan c yang memenuhi persamaan di atas, maka ketiga bilangan tersebut disebut sebagai Triple Pythagoras. Triple Pythagoras tersebut dapat dibangun menggunakan rumus berikut dengan memasukkan sebuah nilai n dengan n adalah bilangan bulat positif.









Tripel Pythagoras
TRIPEL Pythagoras adalah tripel bilangan bulat positif a, b, dan c yang memenuhi persamaan a2 + b2 = c2. Contoh tripel Pythagoras yang paling sederhana adalah 3, 4, dan 5, atau 5, 12, dan 13, sebagaimana sering dibahas di SLTP.Pythagoras adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani kuno yang lahir sekitar tahun 580 SM.
Nama tripel Pythagoras diberikan karena Pythagoras, atau setidaknya para muridnya, diyakini sebagai orang yang pertama kali membuktikan bahwa persamaan a2 + b2 = c2 sesungguhnya berlaku secara umum pada sembarang segitiga siku-siku dengan sisi-sisi tegak a dan b dan sisi miring c (di sini a, b, dan c tidak harus merupakan bilangan bulat, tetapi sembarang bilangan real positif). Dalil ini pun kemudian dikenal sebagai Dalil Pythagoras.Namun, sesungguhnya, tripel Pythagoras sudah dikenal oleh orang Babylonia sejak tahun 1600 SM. Pengetahuan tentang tripel Pythagoras diperlukan, misalnya, dalam tukar-menukar (barter) tanah pada zaman itu. Seseorang yang mempunyai sebidang tanah berukuran 50 x 50 meter persegi, misalnya, dapat menukarnya dengan dua bidang tanah berukuran 30 x 30 dan 40 x 40 meter persegi.
Pada zaman itu, orang Babylonia bahkan sudah tahu pula bagaimana menemukan tripel Pythagoras. Sebagai contoh, mereka tahu bahwa jika m ganjil, maka m, 1/2 (m2 - 1), dan 1/2 (m2 + 1) merupakan tripel Pythagoras; dan jika m genap, maka 2m, m2 - 1, dan m2 + 1 merupakan tripel Pythagoras.
Nah, menelusuri cara berpikir orang zaman dulu, tulisan ini akan membahas secara detail bagaimana menemukan tripel Pythagoras tersebut.
Pertama catat bahwa jika a, b, dan c merupakan tripel Pythagoras dan k sembarang bilangan bulat positif, maka ka, kb, dan kc juga merupakan tripel Pythagoras, karena (ka)2 + (kb)2 = k2 (a2 + b2) = k2c2 = (kc)2. Oleh karena itu, kita cukup mencari tripel Pythagoras dasar, yakni tripel bilangan bulat positif a, b, dan c, yang tidak mempunyai faktor sekutu selain 1 dan memenuhi persamaan a2 + b2 = c2. Sebagai contoh, 3, 4, dan 5 merupakan tripel Pythagoras dasar, sedangkan 6, 8, dan 10 bukan (karena tripel terakhir ini mempunyai faktor sekutu selain 1, yakni 2).
Untuk selanjutnya, asumsikan a, b, dan c merupakan tripel Pythagoras dasar. Kita sekarang akan mempelajari karakteristik atau sifat-sifat ketiga bilangan tersebut.
Sifat 1: a dan b tidak mungkin kedua-duanya genap.
Bukti: Jika a dan b genap, maka c juga akan genap. Dalam hal ini, a, b, dan c mempunyai faktor sekutu 2. Ini bertentangan dengan asumsi bahwa a, b, dan c tidak mempunyai faktor sekutu selain 1. (QED).
Sifat 2: a dan b tidak mungkin kedua-duanya ganjil.
Bukti: Jika a = 2m + 1 dan b = 2n + 1, maka a2 + b2 = 4(m2 + m + n2 + n) + 2, sehingga sisa hasil bagi a2 + b2 dengan 4 adalah 2. Sementara itu, sisa hasil bagi c2 dengan 4 adalah 0 atau 1. Jadi tidak mungkin a2 + b2 = c2. (QED).
Berdasarkan kedua pengamatan di atas, salah satu di antara a dan b mestilah genap dan yang lainnya mestilah ganjil. Dengan demikian, kita peroleh sifat berikut.
Sifat 3: c ganjil.
Bukti: Jika a genap dan b ganjil, maka a2 genap dan b2 ganjil. Karena itu c2 ganjil, dan sebagai akibatnya c juga ganjil. Demikian pula jika a ganjil dan b genap, maka c ganjil. (QED).
Untuk selanjutnya, asumsikan a genap, b ganjil, dan c ganjil. Dalam hal ini kita peroleh sifat berikut.
Sifat 4: a = 2mn, b = m2 - n2, dan c = m2 + n2, dengan m > n dan m dan n tidak mempunyai faktor sekutu selain 1.
Bukti: Tulis a2 = c2 - b2 = (c - b)(c + b). Berdasarkan asumsi di atas, kita tahu bahwa c - b dan c + b genap. Selanjutnya tinjau 1/2 (c - b) dan 1/2 (c + b). Akan kita tunjukkan bahwa faktor sekutu terbesar dari kedua bilangan ini adalah 1.
Untuk itu, andaikan 1/2 (c - b) dan 1/2 (c + b) mempunyai faktor sekutu k > 1. Dalam hal ini terdapat p dan q sedemikian sehingga c - b = 2kq dan c + b = 2kp. Dari sini kita peroleh c = k(p + q) dan b = k (p - q). Sementara itu, a2 = 4k2pq. Dengan demikian pq mestilah merupakan kuadrat sempurna, katakan pq = r2. Akibatnya, a = 2kr, dan karena itu a, b, dan c mempunyai faktor sekutu k > 1. Ini bertentangan dengan asumsi bahwa a, b, dan c tidak mempunyai faktor sekutu selain 1. Dengan demikian 1/2 (c - b) dan 1/2 (c + b) tidak mungkin mempunyai faktor sekutu selain 1.
Sekarang misalkan a = 2r (ingat: a genap). Maka, r2 = 1/2 (c - b) . 1/2 (c + b), sehingga mestilah 1/2 (c - b) dan 1/2 (c + b) merupakan kuadrat sempurna, katakan 1/2 (c - b) = n2 dan 1/2 (c + b) = m2, dengan m > n dan m dan n tidak mempunyai faktor sekutu selain 1. Dari sini kita peroleh c = m2 + n2, b = m2 - n2, dan a = 2mn. (QED)
Hasil terakhir mengatakan jika a, b, dan c merupakan tripel Pythagoras dasar, maka a, b, dan c mestilah memenuhi Sifat 4. Sebaliknya tidak berlaku: Jika a, b, dan c memenuhi Sifat 4, maka a, b, dan c hanya merupakan tripel Pythagoras, belum tentu merupakan tripel Pythagoras dasar. Sebagai contoh, untuk m = 3 dan n = 1, kita peroleh a = 6, b = 8, dan c = 10. Untuk memperoleh tripel Pythagoras dasar, kita harus membaginya dengan faktor sekutu terbesar.
Sifat 4 lebih dikenal sebagai Dalil Tripel Pythagoras. Berbeda dengan Dalil Pythagoras, dalil ini tidak berurusan dengan geometri (baca: segitiga siku-siku). Seperti kita lihat di atas, pembuktian dalil ini murni berdasarkan sifat-sifat bilangan bulat.
Berdasarkan penemuan arkeologi, sejarah mencatat bahwa-selain orang Babylonia-orang Mesir kuno pun sudah memiliki pengetahuan tentang bilangan dan geometri. Namun, orang Yunani kunolah yang mampu melihat kaitan yang erat di antara keduanya. Bahkan, dipelopori oleh Pythagoras, orang Yunani kuno pulalah yang memperkenalkan aksioma, postulat, dalil, teorema dan pembuktian, seperti yang kita kenal hingga sekarang ini dalam matematika.
Sedikit catatan tentang pembuktian. Salah satu cara pembuktian yang cukup sering dilakukan dalam matematika adalah pembuktian dengan kontradiksi, yang d kenal pula sebagai reductio ad absurdum. Cara ini digemari, misalnya, oleh Euclides sekitar tahun 300 SM. Prinsipnya sederhana saja: jika dengan menyangkal bahwa pernyataan P benar (yakni dengan mengandaikan bahwa P salah) ternyata muncul suatu kontradiksi, maka kita simpulkan bahwa P mestilah benar. Sebagai contoh, pembuktian Sifat 1 dan 2, serta sebagian dari Sifat 4, merupakan pembuktian dengan kontradiksi.
(Hendra Gunawan, dosen Matematika ITB).


triple Pythagoras memenuhi persamaan,

a² + b²

a² - b²

2ab

a dan b sebarang bilangan real positif dengan syarat a > b

misalkan untuk a = 7 dan b = 3

a² + b² = 58

a² - b² = 40

2ab = 42


cek lagi,

42² + 40² = 3364

58² = 3364

OK














Garis Tinggi
Garis Tinggi adalah garis yang tegak lurus dari salah satu titik sudut segitiga terhadap sisi yang di depannya.

Perhatikan segitiga ABC. Dari gambar di atas, CD merupakan garis tinggi dengan alasnya adalah garis AB. Namun, titik D tidak selalu berada pada garis AB. Bisa saja terletak pada perpanjangan AB, seperti pada segitiga tumpul (obtuse), seperti pada gambar di bawah
Di atas, diperlihatkan garis tinggi yang berasal dari sudut C. Jika ketiga garis tersebut ditarik dari ketiga sudut, maka ketiga garis tersebut akan berpotongan pada suatu titik (titik itu disebut ortocenter).
Dari gambar di atas, titik T adalah titik ortosenter. Titik ortocenter akan selalu berada di dalam segitiga apabila segitiga itu lancip (acute). Sebaliknya, akan berada di luar, apabila segitiga itu tumpul (obtuse). Kalau segitiga siku-siku (right triangle), tentunya ortocenter akan berada di titik sudut siku-sikunya... Hmmm..
Panjang garis tinggi dapat dihitung dengan mengetahui Luas segitiga. Lalu, dengan memakai rumus Luas = 1/2.a. t, maka tentunya tinggi segitiga (t) bisa diketahui dengan mudah. Cara lain bisa dengan mengetahui panjang proyeksinya terlebih dahulu, lalu menggunakan phytagoras untuk mendapatkan tingginya... (Lihat dalil Stewart)^^..

Contoh soal 1: Perhatikan segitiga ABC di bawah. Diketahui AB=20 cm. BC = 24 cm. AD = 16 cm. Htunglah tinggi CE!
Jawab:
Luas segitiga dengan alas BC = Luas segitiga dengan alas AB

24.16 = 20.CE
CE = 19,2 cm.
Wah, mudahhh sekalleeee.... Wew... Memank sih mudah.. Namanya juga soal SMP.. =.="

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Garis Berat
Garis berat adalah garis yang terhubung dari titik sudut suatu segitiga ke titik tengah sisi yang berlawanan. Hal ini mengakibatkan daerah yang terbagi oleh garis berat menjadi sama luasnya. Lihat gambar di bawah.. Luas segitiga ACD akan sama dengan BCD karena panjang alas dan tingginya sama.
Ketiga garis berat akan berpotongan di satu titik, yang namanya centroid/center of gravity/titik pusat massa. Di titik inilah benda tersebut dapat setimbang.
Garis berat memiliki keistimewaan: garis berat-garis berat sebuah segitiga selalu saling berpotongan menurut perbandingan 2:1.
Lihat contoh gambar di atas. Maka, CT:TF = AT:TD = BT:ET = 2:1.
Panjang garis berat dapat dicari menggunakan dalil Stewart.
Ambil contoh gambar di atas, maka panjang CF dicari dengan cara berikut:



===>rumus panjang garis berat.

Contoh Soal 2:
Pada segitiga ABC, CD merupakan garis berat. AB=14 cm, BC =10 cm dan AC=6cm. Hitung panjang CD!

Jawab:



=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Garis Bagi Dalam Segitiga
Garis bagi dalam adalah garis yang melalui titik sudut segitiga dan membagi kedua sudut di sebelahnya sama besar. Garis ini terletak dalam segitiga.
Garis bagi juga memiliki keistimewaan. Lihat gambar di atas. : = b:a. Perbandingan ini selalu berlaku untuk garis bagi dalam. Selain itu, perbandingan : ( + ) = b: (b+a) juga berlaku.

Garis bagi dalam ini berpotongan di satu titik (namanya incenter), dan titik ini merupakan pusat dari lingkaran dalam segitiga (incircle). Lihat gambar di bawah. Jari-jarinya dapat dicari dengan menggunakan prinsip Luas segitiga = Luas 3 segitiga dalam.

Lalu, bagaimana cara kita tahu berapa panjang garis bagi segitiga?? Lihat gambar di bawah. Pertama, kita harus mencari panjang dan . Kemudian, gunakan dalil Stewart. Ulasan lengkapnya ada di bawah.

Perhatikan gambar di samping!
CD = disebut garis bagi dalam C.
ACD = DCB.
Berlaku:


Karena + = c, maka:
===>

===>

Dengan menggunakan dalil Stewart, maka didapat:

Contoh Soal 3:
Pada suatu segitiga ABC, diketahui a=6cm, b=12 cm, dan c=4 cm. Hitunglah panjang garis bagi dalam titik C(CD)!

Jawab:
===>
===>
===>

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Garis Bagi Luar Segitiga
Merupakan garis yang berasal dari titik sudut segitiga yang membagi dua sudut yang sama antara suatu sisi segitiga dengan perpanjangan sisi yang lain. Garis ini terletak di luar segitiga.
Maka, perbandingan yang selalu terjadi ialah: : = b:a.
Panjang garis bagi luar segitiga dapat dihitung dengan cara berikut.
Anggap b>a, - = c, maka:
===>
===>

Maka, dengan menggunakan dalil Stewart, didapat:


=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Garis sumbu
Garis sumbu adalah garis yang melalui titik tengah suatu sisi segitiga dan tegak lurus terhadap sisi itu. Ketiga garis sumbu bertemu di satu titik yang dinamakan circumcenter. titik tersebut merupakan pusat lingkaran luar segitiga (circumcircle). Jari-jari lingkaran ini dapat dicari menggunakan prinsip kesebangunan segitiga.

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=


b.
4x – y + 4 = 0
c.
4x – y + 10 = 0
d.
4x + y – 4 = 0
e.
4x + y – 15 = 0
Soal Ujian Nasional tahun 2006
3. Persamaan lingkaran yang pusatnya terletak pada garis 2x – 4y –
4 = 0, serta menyinggung smbu x negative dan sumbu y negative
adalah ….
a.
x² + y² + 4x + 4y + 4 = 0
b.
x² + y² + 4x + 4y + 8 = 0
c.
x² + y² + 2x + 2y + 4 = 0
d.
x² + y² – 4x – 4y + 4 = 0
e.
x² + y² – 2x – 2y + 4 = 0
Soal Ujian Nasional tahun 2006
4. Persamaan garis lingkaran yang berpusat di ( 1,4 ) dan
menyinggung garis 3x – 4y – 2 = 0 adalah ….
a.
x² + y² + 3x – 4y – 2 = 0
b.
x² + y² – 4x – 6y – 3 = 0
c.
x² + y² + 2x + 8y – 8 = 0
d.
x² + y² – 2x – 8y + 8 = 0
e.
x² + y² + 2x + 2y – 16 = 0
Soal Ujian Nasional tahun 2005 kurikulum 2004
5. Salah satu persamaan garis singgung lingkaran x² + y² = 25
yang tegak lurus garis 2y – x + 3 = 0 adalah….
a.
5
2
5
2
1+

=
x
y
b.
5
2
5
2
1


=
x
y
c.
5
5
2

=
x
y
d.
5
5
2+

=
x
y
e.
5
5
2+
=
x
y
Soal Ujian Nasional tahun 2005 kurikulum 2004
6. Persamaan garis singgung lingkaran x² + y² – 4x + 2y – 20 = 0 di
titik P( 5,3 ) adalah ….
a.
3x – 4y + 27 = 0
b.
3x + 4y – 27 = 0
c.
3x + 4y – 7 = 0
d.
7x + 4y – 17 = 0
e.
7x + 4y – 7 = 0
Soal Ujian Nasional tahun 2005
7. Jarak antara titik pusat lingkaran x² + y² – 4x + 4 = 0 dari sumbu
y adalah ….
a.
3
b.
2 ½
c.
2
d.
1 ½
e.
1
Soal Ujian Nasional tahun 2004
8. Diketahui lingkaran 2x² + 2y² – 4x + 3py – 30 = 0 melalui titik ( –
2,1 ). Persamaan lingkaran yang sepusat tetapi panjang jari –
jarinya dua kali panjang jari – jari lingkaran tadi adalah ….
a.
x² + y² – 4x + 12y + 90 = 0
b.
x² + y² – 4x + 12y – 90 = 0
c.
x² + y² – 2x + 6y – 90 = 0
d.
x² + y² – 2x – 6y – 90 = 0
e.
x² + y² – 2x – 6y + 90 = 0
Soal Ujian Nasional tahun 2003
9. Persamaan garis singgung lingkaran x² + y² = 13 yang melalui
titik ( 3,–2 ) adalah ….
a.
3x – 2y = 13
b.
3x – 2y = –13
c.
2x – 3y = 13

d.
2x – 3y = –13
e.
3x + 2y = 13
Soal Ujian Nasional tahun 2002
10.
Salah satu persamaan garis singgung dari titik( 0,4 ) pada
lingkaran x² + y² = 4 adalah ….
a.
y= x+ 4
b.
y = 2x + 4
c.
y= –x +4
d.
y= –3 x+ 4
e.
y= –2 x+ 4
Soal Ujian Nasional tahun 2001
11.
Garis singgung lingkaran x² + y² = 25 di titik ( –3,4 ) menyinggung lingkaran dengan pusat ( 10,5 ) dan jari – jari r. Nilai r = ….
a.
3
b.
5
c.
7
d.
9
e.
11



A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran
1. Sifat Garis Singgung Lingkaran
Gambar 7.1 di samping menunjukkan lingkaran yang berpusat di titik O dengan diameter AB. Garis g tegak lurus AB dan memotong lingkaran di dua titik. Jika g digeser terus menerus ke atas hingga menyentuh titik A maka akan diperoleh garis g' yang menyinggung lingkaran dan tegak lurus AB. Garis g' disebut garis singgung dan titik A disebut titik singgung. Uraian di atas menggambarkan definisi dari garis singgung lingkaran yaitu:

Setiap garis singgung lingkaran selalu tegak lurus terhadap jari-jari (diameter) yang melalui titik singgungnya. Perhatikan Gambar 7.2 Gambar 7.2(a) memperlihatkan bahwa garis g menyinggung lingkaran di titik A. Garis g tegak lurus jari-jari OA. Dengan kata lain, hanya terdapat satu buah garis singgung yang melalui satu titik pada lingkaran. Pada Gambar 7.2(b) , titik R terletak di luar lingkaran. Garis l melalui titik R dan menyinggung lingkaran di titik P, sehingga garis l tegak lurus jari-jari OP. Garis m melalui titik R dan menyinggung lingkaran di titik Q, sehingga garis m tegak lurus jari-jari OQ. Dengan demikian, dapat dibuat dua buah garis singgung melalui satu titik di luar lingkaran.

2. Melukis Garis Singgung
Sebelum melukis garis singgung lingkaran, pastikan kamu telah memiliki jangka dan penggaris sebagai alat bantu. Perhatikan uraian berikut.
a. Garis Singgung Melalui Satu Titik pada Lingkaran
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa garis singgung lingkaran selalu tegak lurus terhadap jari-jari (diameter) yang melalui titik singgungnya. Oleh karena itu, melukis garis singgung lingkaran di titik singgung P sama saja dengan melukis garis yang tegak lurus terhadap jari-jari OP. Perhatikan langkah-langkah melukis garis singgung lingkaran melalui satu titik pada lingkaran berikut ini.

Ternyata, kita hanya dapat membuat satu buah garis singgung lingkaran di titik P. Hal ini membuktikan sifat garis singgung lingkaran pada bagian sebelumnya.
b. Garis Singgung Melalui Titik di Luar Lingkaran
Sekarang, kamu akan melukis garis singgung yang melalui titik di luar lingkaran. Perhatikan langkah-langkah berikut dengan baik.


3. Panjang Garis Singgung Lingkaran
Setelah melukis garis singgung lingkaran, sekarang kamu akan menghitung panjang garis singgung yang ditarik dari sebuah titik di luar lingkaran. Perhatikan gambar berikut.


B. Garis Singgung Dua Lingkaran
Kamu tentu sudah sering melihat sepeda. Apabila kamu amati rantai roda sepeda, tampak bahwa rantai itu melilit dua roda bergerigi yang berbeda ukuran. Dua roda bergerigi tersebut dapat dianggap sebagai dua lingkaran dan rantai sepeda sebagai garis singgung persekutuan lingkaran. Dengan demikian, garis singgung persekutuan dapat diartikan sebagai
garis yang tepat menyinggung dua lingkaran.
1. Kedudukan Dua lingkaran
Secara umum, kedudukan dua lingkaran dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu dua lingkaran bersinggungan, berpotongan, dan saling lepas.
a. Dua Lingkaran Bersinggungan
Perhatikan Gambar 7.3

Gambar 7.3(a) memperlihatkan dua lingkaran yang bersinggungan di dalam. Untuk kedudukan seperti ini dapat dibuat satu buah garis singgung persekutan luar, yaitu k dengan titik singgung A. Gambar 7.3(b) memperlihatkan dua lingkaran yang bersinggungan di luar. Dalam kedudukan seperti ini dapat dibuat satu buah garis singgung persekutuan dalam, yaitu n dan dua garis singgung persekutuan luar, yaitu l dan m.
b. Dua Lingkaran Berpotongan
Dua lingkaran yang berpotongan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 7.4 mempunyai dua garis singgung persekutuan luar, yaitu r dan s.

c. Dua Lingkaran Saling Lepas
Gambar 7.5 memperlihatkan dua lingkaran yang saling lepas atau terpisah. Dalam kedudukan seperti ini, dapat dibuat dua garis persekutuan luar, yaitu k dan l dan dua garis persekutuan dalam, yaitu m dan n.

2. Garis Singgung Persekutuan Luar
a. Melukis Garis Singgung Persekutuan Luar
Misalnya terdapat dua lingkaran saling lepas dengan pusat P dan Q serta jari-jari R dan r. Bagaimana cara melukis garis singgung persekutuan luar dari lingkaran P dan Q tersebut? Pelajarilah langkah-langkah berikut.





3. Garis Singgung Persekutuan Dalam
a. Melukis Garis Singgung Persekutuan Dalam
Perhatikan langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran berikut ini.



b. Menghitung Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam
Perhatikan gambar berikut ini.


4. Panjang Sabuk Lilitan Minimal yang menghubungkan Dua Lingkaran
Pernahkah kamu mengganti rantai roda sepedamu? Bagaimana kamu menentukan agar panjang rantai yang diperlukan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek? Jika kamu perhatikan, dua roda gigi sepeda biasa dianggap sebagai dua lingkaran dan rantai yang melilitnya sebagai garis singgung persekutuan luar. Perhatikan gambar berikut ini.


C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga
Pada subbab terakhir ini, kamu akan mempelajari tentang lingkaran yang dikaitkan dengan segitiga, yaitu lingkaran luar dan lingkaran dalam suatu segitiga.
1. Lingkaran Luar Segitiga
a. Pengertian Lingkaran Luar Segitiga
Lingkaran luar suatu segitiga adalah suatu lingkaran yang melalui semua titik sudut segitiga dan berpusat di titik potong ketiga garis sumbu sisi-sisi segitiga.
Gambar di samping menunjukkan lingkaran luar ΔABC dengan pusat O. OA = O B = OC adalah jari-jari lingkaran dan OP = OQ = OR adalah garis sumbu sisi-sisi segitiga.
b. Melukis Lingkaran Luar Segitiga
Telah disebutkan sebelumnya bahwa titik pusat lingkaran luar suatu segitiga adalah titik potong ketiga garis sumbu sisi-sisinya. Oleh karena itu, untuk dapat melukis lingkaran luar segitiga, kamu harus melukis dulu garis sumbu ketiga sisi segitiga tersebut.
Perhatikan langkah-langkah berikut.
1) Lukislah sebuah segitiga sebarang, misalnya ΔPQR. Kemudian, lukis lah garis sumbu PQ.
2) Lukislah garis sumbu QR sehingga memotong garis sumbu PQ di titik O.
3) Hubungkan O dan Q.
4) Lukislah lingkaran dengan jari-jari PQ dan berpusat di O. Lingkaran tersebut merupakan lingkaran luar ΔPQR.


2. Lingkaran Dalam Segitiga
a. Pengertian Lingkaran Dalam Segitiga
Lingkaran dalam suatu segitiga adalah lingkaran yang berada di dalam segitiga dan menyinggung semua sisi segitiga tersebut. Titik pusat lingkaran merupakan titik potong ketiga garis bagi sudut segitiga. Gambar berikut menunjukkan lingkaran dalam ΔABC dengan pusat O. Diketahui OP = OQ = OR adalah jari-jari lingkaran. Adapun AD, BE, dan EF adalah garis bagi sudut segitiga.

b. Melukis Lingkaran Dalam Segitiga
Jika titik pusat lingkaran dalam segitiga adalah titik potong ketiga garis bagi sudut segitiga tersebut maka hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan titik pusatnya. Kamu tentu masih ingat bagaimana cara melukis garis bagi sudut segitiga, bukan? Materi tersebut telah kalian pelajari di Kelas VII.
Agar lebih jelas, perhatikan langkah-langkah melukis lingkaran dalam
1) Lukislah sebuah segitiga sebarang, misalkan ΔPQR. Kemudian, lukislah garis bagi P.
2) Lukislah garis bagi Q sehingga memotong garis bagi P di titik O.
3) Jari-jari diperoleh dengan cara menarik garis tegak lurus dari titik O ke salah satu sisi segitiga. Misalnya OA, tegak lurus PQ.
4) Lukislah lingkaran dengan jari-jari OA dan berpusat di titik O. Lingkaran tersebut merupakan lingkaran dalam ΔPQR.